BAYAN — Perguruan Muhammadiyah Bayan menyelenggarakan Apel Milad Muhammadiyah ke-113 pada Selasa, 27 Jumadilula 1447 H bertepatan dengan 18 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di halaman kompleks perguruan Muhammadiyah Bayan diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan karyawan sebagai wujud syukur atas perjalanan panjang Muhammadiyah dalam menegakkan dakwah amar makruf nahi mungkar.
Apel peringatan milad tahun ini dipimpin oleh Ustadz Musa Al Fithri yang bertindak sebagai pembina apel. Dalam amanatnya, beliau mengajak seluruh peserta untuk kembali merefleksikan perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Menurutnya, sejarah panjang organisasi ini tidak dapat dipisahkan dari keteguhan, keikhlasan, dan keberanian seorang tokoh yang mengabdikan seluruh hidupnya demi kemajuan umat.
“KH Ahmad Dahlan memperjuangkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar. Beliau bukan hanya mengajarkan, tetapi memberikan teladan nyata tentang arti perjuangan,” ujar Ustadz Musa dalam amanatnya. Ia menegaskan bahwa pendiri Muhammadiyah tidak sekadar menjadi tokoh pemikir, melainkan juga sosok yang rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan harta benda untuk memajukan pendidikan dan membangun umat.
Ustadz Musa juga menyinggung bahwa KH Ahmad Dahlan merupakan seorang ningrat yang sebenarnya dapat hidup nyaman dan berkecukupan. Namun, karena keinginan kuat untuk membangkitkan kesadaran umat dan meningkatkan kualitas pendidikan Islam, ia memilih jalan perjuangan yang melelahkan. “Beliau melelang barang-barang berharganya demi keberlangsungan perjuangan. Inilah bentuk keikhlasan yang harus kita teladani,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ustadz Musa memberikan pesan khusus kepada para siswa agar menempuh pendidikan dengan sungguh-sungguh. Menurutnya, menuntut ilmu bukan sekadar memenuhi kewajiban sekolah, tetapi merupakan bagian dari ibadah dan kontribusi nyata untuk memajukan bangsa. “Saya berharap para siswa maksimal dalam menuntut ilmu. Belajar dengan ikhlas akan mendatangkan kemuliaan, sebagaimana dicontohkan KH Ahmad Dahlan,” ujarnya.
Perkembangan Muhammadiyah saat ini, lanjut Ustadz Musa, merupakan buah dari pengorbanan dan keikhlasan para pendirinya. Ia mencontohkan bahwa kini Muhammadiyah telah memiliki ratusan rumah sakit PKU, sekolah, madrasah, panti asuhan, hingga pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua itu, menurutnya, tidak dapat dilepaskan dari pondasi perjuangan Ahmad Dahlan yang mengutamakan ketulusan dan kerja ikhlas.
Kegiatan apel berlangsung khidmat dan tertib. Para siswa mengikuti jalannya apel dengan penuh antusias sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Muhammadiyah. Bagi para guru dan tenaga kependidikan, momentum ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah ladang dakwah yang harus terus digarap dengan semangat pengabdian.
Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 di Perguruan Muhammadiyah Bayan tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga sarana refleksi untuk memperkuat komitmen dalam melanjutkan misi besar Muhammadiyah. Dengan semangat keikhlasan dan kerja keras, diharapkan seluruh warga persyarikatan mampu mengambil peran dalam menghadirkan pendidikan dan layanan sosial yang semakin baik bagi masyarakat.